Perhentian Orang Benar Diatur Oleh Tuhan

Shalom sahabat terkasih

Bayangkan jika segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana kita!

Menyenangkan, bukan?

Siapa pun tentu mengusahakan berbagai cara agar rencana pribadi bisa berhasil. Kita berpikir, jika syaratnya “sekadar” menyerahkan perbuatan ke dalam Tuhan, bukankah ini suatu perkara yang mudah?
Berdoa dan selesai. Tinggal tunggu hasilnya. Benarkah?


Tanpa sadar, kita kerap kali menggunakan ayat-ayat Alkitab untuk mencari keuntungan diri sendiri dan meneguhkan keinginan-keinginan kita. Ini adalah salah satu ayat favorit bagi orang yang sedang berencana, bukan?

Kemudian, kita menganggap segala rencana pasti beres jika dibawa dalam doa kepada Tuhan.

Kita menghindari ayat lain yang sepertinya tidak sejalan walaupun mungkin ayat tersebut merupakan ayat kunci utama di Alkitab.

Kita perlu menyelaraskan setiap perencanaan kita dengan standar dan kehendak Tuhan. Dalam Amsal 16:1-2 menunjukkan bahwa apa yang baik di mata manusia belum tentu baik bagi Dia dan karenanya kita perlu mencari kehendak-Nya dengan lebih sungguh-sungguh. Setelah ayat tiga kita mendapati bahwa Tuhan akan menyelaraskan rencana kita agar sesuai dengan kehendak-Nya. Dan itu berarti akan ada pembelajaran yang kita jalani sepanjang proses tersebut.

Sudahkah kita menyelaraskan diri dengan rencana Tuhan?

Jangan menilai rencana dengan standar kebaikan kita, tapi ukurlah dengan standar kebenaran Allah.
Bacaan renungan :
Amsal 16:1-9 (TB)  Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban lidah berasal dari pada TUHAN.

Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi TUHANlah yang menguji hati.

Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu.

TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka.

Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman.

Dengan kasih dan kesetiaan, kesalahan diampuni, karena takut akan TUHAN orang menjauhi kejahatan.

Jikalau TUHAN berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itu pun didamaikan-Nya dengan dia.

Lebih baik penghasilan sedikit disertai kebenaran, dari pada penghasilan banyak
tanpa keadilan.

Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya.
NATS: Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya (Amsal 16:9)

BERTEMU ALLAH

Sahabat, peristiwa yang mengubah hidup tidak terjadi secara kebetulan. Hal itu tidak ditentukan oleh bintang-bintang.

Tidak juga terjadi begitu saja. Tidak ada peristiwa yang bersifat kebetulan. Tuhan menggunakan setiap keadaan dalam kehidupan ini untuk menggenapi tujuan-Nya.

Frank W. Boreham (1871-1959), seorang pendeta dan penulis esai asal Inggris, berkata, "Bukanlah suatu kebetulan Elia dan Ahab bertemu di lereng Gunung Karmel yang berumput. Bukanlah suatu kebetulan Herodes dan Yohanes bertemu di jalan raya Galilea. Bukanlah suatu kebetulan Pilatus dan Yesus bertemu di ruang pengadilan Yerusalem. Bukanlah suatu kebetulan Petrus dan Kornelius bertemu di tepi laut Siria.

Bukan kebetulan Filipus dan seorang Etiopia bertemu di jalan berpasir menuju Gaza. Bukan kebetulan Nero dan Paulus bertemu di tengah-tengah keindahan barang-barang antik Roma kuno. ... Tidak, pertemuan-pertemuan kita tidak terjadi secara kebetulan, termasuk pertemuan Stanley dan Livingstone di Afrika Tengah."

Kita seharusnya memulai setiap hari dengan hasrat yang tulus untuk menyenangkan Tuhan, dengan senang hati menantikan janji "bertemu"Allah dengan kita. Mungkin akan ada keadaan yang tidak direncanakan, atau ada orang yang kita temui secara tak sengaja.
Tetapi kita seharusnya menyambut itu semua sebagai kesempatan untuk bersaksi, melayani orang lain, dan untuk bertumbuh secara rohani.
*********************************************
Dengan mengetahui pimpinan Allah yang berdaulat, marilah kita bersukacita di dalam janji untuk "bertemu" dengan-Nya --Richard De Haan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar