IBADAH RAYA - Kekuatan Dari Takut Akan Tuhan

 


Raja Salomo, penulis kitab Amsal,  memberikan gambaran dari hikmat yang luar biasa, yang ia Miliki. tetapi dibalik semuanya , Raja Salomo meletakan dasar bahwa semua dapat di peroleh hanya Jika memilki "TAKUT AKAN TUHAN" Amsal 1:7.  yang dimaknai ; sebagai ketidakmampuan untuk mengendalikan diri. Satu-satunya jalan adalah MENENTUKAN PILIHAN SECARA TEPAT. 1 Raja2  3:8-13.

Hidup dalam Firman
Hidup dalam kekudusan
Hidup dalam kasih pada Allah dan Sesama
Kerendahan Hati
Penyerahan diri
punyai Perencanaan
untuk semua itu perlu untuk : Matius 6:33
Menunjukan usaha dan jati diri
bertemu dengan Yesus. 

Isi Khotbah:

(Amsal 21:1): Hati raja adalah seperti saluran air di tangan TUHAN; Ia mengarahkannya ke mana pun Ia mau.

Ayat ini menekankan 

kedaulatan Tuhan atas segala sesuatu, termasuk hati seorang pemimpin.  Hati raja, yang seringkali dianggap sebagai pusat kekuasaan dan pengambilan keputusan,  


semua berada di bawah kendali Tuhan.  Tuhanlah yang menentukan arah dan tindakan seorang pemimpin.  

Ini mengingatkan kita bahwa setiap pemimpin, betapapun hidup kita, tetaplah manusia yang bergantung sepenuhnya pada Tuhan.  Tidak ada  yang sukses tanpa campur tangan dan bimbingan Tuhan.


(Amsal 21:2): Setiap orang menganggap jalannya sendiri benar, tetapi TUHANlah yang menilai hati.

Manusia cenderung menilai tindakan dan keputusan mereka sendiri sebagai benar, tanpa mempertimbangkan perspektif Tuhan.  Kita seringkali terjebak dalam bias dan kepentingan pribadi.  Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya kerendahan hati dan keterbukaan terhadap penilaian Tuhan.  Hanya Tuhan yang dapat melihat dan menilai hati kita dengan benar,  melihat motif dan niat di balik setiap tindakan.  Oleh karena itu, kita perlu senantiasa meminta hikmat dan bimbingan Tuhan dalam setiap keputusan yang kita ambil.


 Amsal 16:9: Dalam hatinya manusia merencanakan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya.

(Amsal 21:3): Berbuat baik dan jujur lebih diperkenan daripada mempersembahkan korban.


Ayat ini menekankan pentingnya

Tindakan nyata daripada sekadar ritual keagamaan.  Persembahan korban, meskipun memiliki tempat dalam ibadah, tidak akan berarti apa-apa tanpa disertai dengan tindakan baik dan jujur.  

Tuhan lebih menghargai tindakan yang mencerminkan kasih dan keadilan daripada persembahan yang dilakukan hanya sebagai formalitas.  


Kita harus memastikan bahwa kita diiringi dengan kehidupan yang mencerminkan kasih dan kebenaran.

Amsal 21:1-5 mengajarkan kita tentang pentingnya penyerahan diri kepada Tuhan, kerendahan hati, kejujuran, dan perencanaan yang matang dalam kehidupan. 


(Amsal 21:4): Mata yang sombong dan hati yang congkak, yaitu pelita orang fasik, adalah dosa.

Kesombongan dan kecongkakan merupakan penghalang besar dalam hubungan kita dengan Tuhan dan sesama.  Mata yang sombong menolak untuk melihat kebenaran dan kebutuhan orang lain, sementara hati yang congkak menolak untuk mengakui kelemahan dan keterbatasan diri.  Sikap ini akan membawa seseorang pada jalan kefasikan dan kehancuran.  Kita perlu senantiasa merendahkan diri di hadapan Tuhan dan sesama.

(Amsal 21:5): Rancangan orang rajin mendatangkan keuntungan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya mendatangkan kemiskinan.


Perencanaan yang matang dan kerja keras merupakan kunci keberhasilan.  Orang yang rajin dan tekun dalam merencanakan dan mengerjakan pekerjaannya akan menuai hasil yang baik.  Sebaliknya, orang yang tergesa-gesa dan tidak mempertimbangkan konsekuensi akan mengalami kerugian dan kemiskinan.  Kita perlu belajar untuk merencanakan dengan baik, bekerja keras, dan bersabar dalam menunggu hasil dari usaha kita.

Mazmur 37:5: Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar