Lukas 19:1-10
menceritakan tentang pertemuan Yesus dengan Zakheus,
Kisah Zakheus merupakan bukti nyata tentang kesempatan dan belas kasihan Yesus. yang tidak memandang rendah Zakheus karena pekerjaannya sebagai pemungut cukai, tetapi melihat Zakheus. Kisah ini mengajarkan kita bahwa Yesus datang untuk semua orang, tanpa memandang latar belakang, status sosial, atau masa lalu mereka. Yesus menjangkau orang yang dianggap tidak layak untuk menerima keselamatan.
Zakheus adalah seorang pemungut cukai di kota Yerikho selama pelayanan Yesus dari Nazaret (20-30 Masehi). 'Zakheus' berarti "murni" atau "tidak bersalah" dalam bahasa Yunani
Mazmur 73:1 (TB) Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya.
Zakheus memanjat pohon ara dalam Lukas 19:1-10 memiliki makna penting yang menggambarkan kerinduan dan kerendahan hatinya untuk bertemu Yesus.
Kerinduan yang Besar: Zakheus, meskipun seorang pemungut cukai yang kaya, sangat ingin melihat Yesus. Dia rela berlari mendahului orang banyak dan memanjat pohon ara, menunjukkan kerinduan yang besar untuk bertemu dengan Yesus. Ini menunjukkan bahwa dia memiliki hati yang terbuka untuk menerima Yesus.
Kerendahan Hati: Zakheus, yang bertubuh pendek,
menyadari bahwa dia tidak dapat melihat Yesus karena kerumunan orang.
Dia rela memanjat pohon ara, menunjukkan kerendahan hatinya.
Dia tidak malu untuk menempatkan dirinya dalam posisi yang tidak biasa demi bertemu Yesus. Ini menunjukkan bahwa dia siap untuk merendahkan dirinya di hadapan Yesus.
Keinginan untuk Berubah: Zakheus memanjat pohon ara bukan hanya untuk melihat Yesus,
tetapi juga untuk bertemu dengan-Nya.
Dia ingin lebih dekat dengan Yesus dan menerima berkat-Nya. Ini menunjukkan bahwa dia memiliki keinginan untuk berubah.
Melalui tindakan Zakheus memanjat pohon ara, kita dapat melihat bahwa Yesus tidak hanya datang untuk orang-orang yang dianggap suci atau benar, tetapi juga untuk mereka yang dianggap sebagai "pendosa." Yesus melihat hati Zakheus dan memanggilnya untuk bertobat. Kisah ini mengingatkan kita bahwa Allah selalu siap menerima kita, terlepas dari masa lalu kita, dan bahwa kita harus memiliki kerinduan yang besar untuk bertemu dengan-Nya dan bersedia merendahkan diri di hadapan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar